BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sering kali kita mendengar seseorang mengatakan persepsi, tapi kita
tidak tahu apa yang di sebut dengan persepsi sendiri, maka dari itu kami akan
sedikit menjelaskan kata dari persepsi itu sendiri.
Ketika ada sebagian orang sedang berdiskusi atau berdialog, mereka
seringkali mempunyai persepsi atau ide-ide yang dikembangkan melalui pikiran
masing-masing orang tersebut.
Berdasarkan realita ini, penulis tertarik untuk membahas persepsi.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa
pengertian persepsi itu ?
b.
Apa
saja proses yang ada dalam persepsi ?
C.
Tujuan
a.
Mengetahui
apa itu persepsi.
b.
Mengetahui
proses persepsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Apakah
Persepsi Itu (M faqih Irsyad)
Ekspresi mengenal orang lain
merupakan studi awal tentang persepsi. Darwin mendorong munculnya permasalahanL
persepsi dengan pertanya’an, “Apa ciri-ciri yang baik tentang orang lain ?”
(Muhadjir, 1992:80).
Secara etimologis, atau dalam
bahLasa inggris perceptionberasal dari bahasa latin perceptio dari
percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Kata “persepsi” biasanya dengan kata
lain, menjadi: persepsi diri, persepsi sosial (Calhoun dan Acocela, 1990;
Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994).
Tegiuri (dalam Muhadjir 1992) menawarkan istilah “la conaisance d’atrui”
atau mengenal orang lain. Dalam kepustalakaan bahasa Inggris, istilah yang
banyak di gunakan adalah “social perception”. Objek fisik biasanya
memberikan stimulus fisik yang sama, sehingga orang mudah membuat persepsi yang
sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula,
namun dalam kenyata’anya tidaklah
demikian.
Menurut Muhadjir (1992:81),
keragaman stimulus dalam objekpribadi atau orang, dipelajari oleh banyal ahli.
Ada yang memilih orang sebenarnya (Sherman), fotonya (Allport), filmnya
(Cline), gambar diagram orang (Tichener), dan suara orang (Davitz). Sementara
studi meragamkan suara emosionalnya dengan isi yang sama (Horowitz), yang lain
membuat sebaliknya (Soskin). Beberapa studi meneliti ketepatan ekspresi
emosional (Goodenough, Munn, Leavitt). Beberapa menemukan bahwa ketepatan
berkait dengan macam emosi yang di ekspresikan (Davitz).
Persepsi (Perception) dalam
arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leacitt, 1978). Menurut Devito
(1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang memengaruhi indra kita. Yusuf (1991:108) menyebut persepsi
sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Gulo (1982:207) mendefinisikan persepsi
sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkunganya
melalui indra-indra yang dimilikinya. Rakhmat (1994:51) menyatakan bahwa
persepsi adalah penglaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
di peroleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita
mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut
Verbeek (1978), persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia
dapat mengenal langsung melalui dunia riil yang fisik. Brouwer (1983:21)
menyatakan bahwa persepsi (pengamatan) ialah suatu replika dari benda di luar
manusia yang intrapsikis, dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
Pareek (1996:13) memberikan definisi yang lebih luasihwal persepsi ini,
dikatakan, “persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi
kepada rangsangan-rangsangan atau data.”
Dalam perspektif ilmu
komunikasi,persepsi bisa dikatakan sebagai inti dari komunikasi itu sendiri,
sedangkan penafsiran atau bahasa ilmiahnya yaitu interpretasi adalah inti
persepsi yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses
komunikasi. Hal ini tampak jelas pada definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot : “persepsi dapat
didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”, atau definisi Rudolph F.
Verderber “persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” dalam
(Mulyana, 2000:167-168).
Persepsi disebut inti komunikasi,
karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin bisa berkomunikasi
dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan
mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar
individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok
identitas (Mulyana, 2000:167-168).
B.
Proses
Persepsi (M. Saiful Mahfud)
Salah satu
pandangan yang di anut secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah
ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan rangsangan luar dari
organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap
rangsangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan
(stimulus-respon / SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan
proses yang menghasilkan tanggapan seteah rangsangan diterapkan kepada manusia.
Subproses psikologi lainya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan, dan
penalaran.
Seperti
dinyatakan dalam bagan 17 berikut, persepsi dan kognisi di perlukan dalam semua
kegiatan psikologis. Bahkan, diperlukan bagi orang yang paling sedikit
terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara
menahan dampak dari rangsangan.







Perasaan
Bagan 17
Variabel psikologis diantara
Rangsangan dan Tanggapan
Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap
situasi rangsangan –tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang
sadar dan bebas terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan
sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau
kedua-duanya.
Persepsi, pengenalan, penalaran dan perasaan kadang-kadang disebut
variabel psikologis yang muncul diantara rangsangan-tanggapan. Sudah tentu, ada
pula cara lain untuk mengonsepsikan
lapangan psikologi, namun rumus S - R dikemukakan di sini karena telah diterima
secara luas oeh para psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami
dan digunakan oleh ilmu sosial lainya (Hennessy, 1981:117).
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang
merupakan fungsi dan cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah
tingkah laku seseorang, harus dimulai dari persepsinya. Dalam proses persepsi
terdapat tiga komponen utama berikut.
1)
Seleksi
adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas
dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2)
Interpretasi,
yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang. Interpretasi dipengaruhi oeh berbagai faktor, seperti pengalaman
masa lalu, sistem niai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang
kompleks menjadi sederhana.
3)
Interpretasi
dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi
(Depdikbud, 1985, Dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah
melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Persepsi, yakni
apa saja yang di alami oleh manusia, berawal dari alat sensor pluscara
seseorang memperoleh informasi yang diterimanya. William james, psikolog
terkenal dari Amerika, menyatakan: “part of what we perceive came through
the sense from the object before us; another part ... always comes... out of
our own head” (Morgan:1961).
Persepsi itu
bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu antar pesan yang terjadi
di “luar sana” -- dalam getaran udara dan dalam tanda-tanda hitam diatas sebeah
kertas – dengan pesan yang akhirnya memasuki otak kita. Apa yang terjadi di
luar dapat sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita. Mempelajari
bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat penting untuk memahami
komunikasi. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi berkerja
dengan menjelaskan tiga langkah yang terlihat dalam proses ini. Tahap-tahap ini
tidaklah saling terpisah benar. Dalam kenyataan, ketiganya bersifat continue,
bercampur-baur, dan bertumpang-tindih satu sama lain (perhatikan gambar di
bawah).
![]() |
Proses persepsi
1). Proses
menerima rangsangan (Kanzul Fikri)
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data
dari berbagai sumber. Kebanyakan data di terima melalui panca indra. Kita
melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga
kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. Misalnya, ketika
berjalan-jalan keliling, seseorang segera menyadari sesuatu yang tidak beres
karena mencium bau yang aneh, dan dia mungkin meminta perhatian terhadap apa
yang dicium barusan. Pada umumnya orang yang sama lewat juga merasakan hal yang
sama pula. Demikian juga, indra penglihatan dan pendengaran kita bisa
terus-menerus melihat dan mendengar beberapa hal.
2). Proses menyeleksi rangsangan
Seteah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin
untuk diperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi
untuk di proses lebih lanjut. Dua kumpulan faktor menentukan seleksi rangsangan
itu, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a.
Faktor
intern yang memengaruhi selesksi persepsi
Dalam
menyeleksi berbagai gejala bentuk seleksi, faktor intern berkaitan dengan diri
sendiri, faktor-faktor tersebut yakni sebagai berikut:
a)
Kebutuhan
psikologis
Kebutuhan
psikoogi seseorang memengaruhi persepsinya. Kadang-kadang ada hal yang
“kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan psikologis.
b)
Latar
belakang
Latar
belakang memengaruhi hal-ha yang dipilih dalam persepsi. Orang-orang dengan
latar belakang tertentumencari orang-orang dengan latar belakang yang sama.
Mereka mengikuti dimensi tertentu yang serupa dengan mereka.
c)
Pengalaman
Yang
serupa dengan latar belakang ialah pengalaman. Pengalaman mempersiapkan
seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan gejala yang mungkin serupa
dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang mempunyai penglaman buruk dalam
bekerja dengan jenis orang tertentu.
d)
Kepribadian
Kepribadian
juga memengaruhi persepsi. Seseorang yang introvert mungkin akan
tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda. Berbagai faktor
dalam kepribadian memengaruhi seleksi dalam persepsi.
e)
Sikap
dan kepercayaan umum
Sikap
ini juga memengaruhi persepsi. Orang-orang yang mempunyai sikap tertentu
terhadap karyawan wanita atau karyawan yang termasuk dalam kelompok bahasa
tertentu, besar kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang mungkin tidak
di perhatikan oleh orang lain.
f)
Penerimaan
diri
Penerimaan
diri merupakan sifat penting yang memengaruhi persepsi. Beberapa telaah
menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih
tepat menyerap sesuatu daripada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas
dirinya. Yang terakhir ini cenderung untuk mengurangi kecermatan persepsi.
Implikasi dari fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan
membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri.
b.
Faktor-faktor
ekstern yang memengaruhi seleksi persepsi (Abdul Karim)
Menurut pareek, beberapa hasil telaah tentang faktor-faktor yang
memengaruhi seleksi rangsangan dalam persepsi telah diterbitkan. Kebanyakan
dari telaah ini telah di lakukan atas persepsi visual terhadap barang-barang.
Akan tetapi, faktor-faktor telaah ini juga dapat digunakan untuk persepsi atas
orang dan keadaan. Beberapa faktor yang dianggap penting pengaruhnya terhadap
seleksi rangsangan ialah:
a)
Intensitas
Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan
lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Iklan
memanfaatkan faktor ini dengan sangat baik. Misalnya, lampu yang lebih terang
lebih diperhatikan orang ketimbang lampu yang redup pada malam hari.
b)
Ukuran
c)
Kontras
d)
Gerakan
e)
Ulangan
f)
Keakraban
g)
Sesuatu
yang baru
Sementara itu De Vito (1997) menyebutkan enam proses yang
memengaruhi persepsi, yakni: teori kepribadian implisit, ramalan yang dipenuhi sendiri,
aksentuasi perseptual, primasi-resensi, konsistensi, stereotip.
Pendapat lain menyebutkan, faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
seseorang dapat dikategorikan menjadi faktor fungsional, faktor struktural,
faktor situasional, dan faktor personal
(Rakhmat, 1994: Krech dan Crutchfield, 1975)
3. Proses
pengorganisasian
Rangsangan
yang diterima selanjutnya diorganisasikan daam bentuk. Ada tiga dimensi utama
dalam pengorganisasian rangsangan, yakni
(a)
pengelompokan,
(b)
bentuk timbul dan latar, dan
(c)
kemantapan persepsi (Pareek, 1996:18-20)
4. Proses
Penafsiran
Setelah
rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu
dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan.
Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang
diterima.
5.
Proses Pengecekan
Sesudah
data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk
mengecek apakah penafsiranya benar atau salah. Proses pengecekan ini mungkin
terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. Pengecekan ini dapat
dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi
dibenarkan oleh data baru. Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan
menanyakan kepada orang-orang lain mengenai persepsi mereka. Lebih-lebih, dalam
bentuk umpan balik tentang persepsi diri sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Jadi persepsi dalam ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan
sebagai inti dari persepsi dan persepsi sendiri adalah proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi
kepada rangsangan panca indra atau data.
Dengan melalui proses-proses yang ada dalam persepsi mka kita akan
mudah mempelajari dan merealisasikan proses apa saja yang ada dalam persepsi
diantaranya proses menerima rangsangan, proses menyeleksi rangsangan, proses
pengorganisasian, proses penafsiran, proses pengecekan, proses reaksi.
B.
Penutup
Alhamdulillahirobbil ‘alaminterucap
tulus dari lubuk hati yang paling dalam, sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah yang jauh dari kesempurnaan, mungkin dari segi penulisan atau
kata-kata, maka dari itu saya berharap kepada pembaca untuk kritik dan saran
yang sangat membangun untuk lebih sempurnanya makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar